06 Apr Dokumentasi #1703
assalaamu’alaikum wr. wb.
Bulan Maret 2017 penuh dengan agenda seputar Sekolah Pemikiran Islam (SPI). Angkatan kelima SPI Jakarta memasuki tiga pertemuan terakhirnya, sedangkan angkatan baru memulai rangkaian perkuliahannya juga di bulan ini. Pada tanggal 8 Maret, saya memimpin kuliah perdana untuk SPI Jakarta Angkatan 2017. Kuliah ini dihadiri oleh 80 peserta yang sangat antusias untuk menjalani masa-masa pembelajarannya di SPI. Cukup banyak peserta berlatar belakang mahasiswa (UNJ, UI, UIN Syarif Hidayatullah, AKA, dsb), tapi juga banyak yang berasal dari kalangan profesional, bahkan juga ibu rumah tangga. Ahlan wa sahlan!
Banyak anak muda yang menemukan pergaulan dan pemikiran yang salah di bangku kuliah. Situasinya memang memungkinkan hal tersebut; jauh dari keluarga, banyak kebebasan yang tidak ditemukan di masa SMA. Pesantren Nurul Fikri (NF) Lembang berusaha mengantisipasinya dengan mengadakan kajian ghazwul fikri khusus untuk siswa kelas XI-XII beserta para gurunya. Saya mendapat kehormatan untuk menjadi pembicara pada sesi setelah Dr. Adian Husaini. Tentu saja, bukan tugas mudah untuk meneruskan kajian setelah beliau. Alhamdulillaah, segalanya berjalan baik. Saya rasa, apa yang dilakukan NF Lembang perlu dipertimbangkan oleh sekolah-sekolah lainnya. Ketimbang ‘memadamkan api’ saat mereka kuliah, ada baiknya mempersiapkan para siswa untuk menghadapi perang pemikiran sejak masih di bangku sekolah.
Pada tanggal 18-19 Maret, hanya tiga hari sesudah kuliah terakhirnya, peserta SPI Jakarta Angkatan 5 mengikuti acara Rihlah Penutupan di Cilember, Kawasan Puncak, Bogor. Dalam acara ini, seluruh peserta dan pengurus terlibat dalam diskusi yang hangat dan berbagai kegiatan lainnya yang memperkuat ikatan silaturrahim, termasuk kegiatan luar ruangan yang mengasyikkan.
Beginilah wajah bahagia para pengurus SPI Jakarta setelah Rihlah 🙂
Sebelum Rihlah SPI ditutup, saya berangkat duluan ke INSISTS untuk menghadiri acara Tasyakuran 14 tahun INSISTS. Dalam kesempatan yang langka tersebut, saya sempat mendengarkan uraian berharga dari ust. Asep Sobari, pakar sejarah INSISTS, tentang peranan waqaf dalam perekonomian umat di masa lampau. Sebelum itu, acara dibuka dengan sejumlah sambutan, antara lain dari Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi dan Dr. Syamsuddin Arif. Acara singkat yang sarat gizi!
Karena baru saja menghabiskan semalaman di acara Rihlah SPI, maka wajah kurang tidur tidak terhindarkan lagi 🙂
Di akhir bulan, #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) Chapter Bogor kembali membuat gebrakan dengan menggelar kajian “Kebebasan Menista, Menista Kebebasan” di Masjid Alumni IPB, Baranangsiang, Bogor. Kajian yang telah dilaksanakan secara rutin di setiap akhir bulan ini dihadiri oleh cukup banyak peserta, meski Bogor diguyur hujan pada hari tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kiprah ITJ masih banyak diharapkan oleh umat Muslim. Masih banyak lahan dakwah yang belum tergarap, masih banyak tugas yang belum diselesaikan. Jalan masih panjang.
wassalaamu’alaikum wr. wb.
No Comments