MalNutrisi: Suplemen Penambah Gizi
1435
post-template-default,single,single-post,postid-1435,single-format-standard,theme-bridge,bridge-core-2.8.9,woocommerce-no-js,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode_grid_1300,qode_popup_menu_push_text_top,qode-content-sidebar-responsive,columns-4,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-29.1,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,disabled_footer_bottom,wpb-js-composer js-comp-ver-6.7.0,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-1780

MalNutrisi: Suplemen Penambah Gizi

MalNutrisi: Suplemen Penambah Gizi

assalaamu’alaikum wr. wb.

Setelah menerima masukan dari sejumlah teman, saya memutuskan untuk merambah dunia podcast. Menurut pengamatan saya, belakangan ini memang kelihatannya podcast semakin mendapat perhatian di kalangan anak muda. Setidaknya, begitulah yang saya amati dari perkembangan di Anchor dan Spotify.

Kepraktisan podcast mungkin merupakan daya tariknya yang paling utama. Jika sebelumnya vlogging menjadi primadona, nampaknya kini ada semacam ‘arus balik’ yang menjadikan podcast, yang hanya menawarkan sajian audio, sebagai menu favorit. Pertama, karena sajian audio jauh lebih hemat kuota, sehingga mudah dinikmati di mana saja. Kedua, karena sajian video sulit dinikmati saat menyetir, misalnya, namun tidak demikian halnya dengan audio.

Ada dua perkembangan menarik lainnya di dunia podcasting yang saya amati. Pertama, semakin banyak podcast dakwah yang diminati masyarakat. Ini sejalan dengan tren ‘hijrah’ yang belakangan semakin ramai, terutama di kalangan anak muda. Karena dakwah semakin ramai di kalangan anak muda, maka ia pun merambah ke berbagai jenis media yang banyak mereka gunakan, di antaranya adalah podcastKedua, seiring dengan hal yang pertama tadi, kita juga perlu melihat ‘sisi lainnya’. Sementara konten-konten positif bertebaran di dunia ini, yang sebaliknya juga tak kalah menjamur; mulai dari yang sia-sia sampai yang murni merusak, mulai dari obrolan kisah horor (ini banyak!) hingga yang murni porno.

Masih ada satu alasan tambahan lagi mengapa saya tertarik untuk menjajaki dunia yang satu ini, yaitu permintaan dari para sahabat. Sebenarnya sudah banyak yang meminta agar setiap kajian yang saya sampaikan disiarkan secara live streaming atau direkam dan dimuat di Youtube. Usul yang sangat menarik. Sayangnya, saya belum bisa memenuhi permintaan itu, karena tak punya peralatan dan tim untuk mengerjakannya. Sejauh ini, kegiatan dakwah alhamdulillaah saya kerjakan sendiri dengan bantuan dari istri tercinta.

Nah, kalau untuk sekedar podcasting, insya Allah bisa saya penuhi. Untuk sementara, saya merekamnya hanya lewat ponsel, kemudian dipindahkan ke laptop, kemudian diolah. Pengolahannya pun hanya dengan software gratisan Audacity, cukup memadai.

Dalam waktu singkat, dengan kemampuan seadanya, akhirnya saya meluncurkan program podcast saya. Saya membuat akun di Anchor, namun program ini bisa dinikmati di berbagai platform, misalnya Spotify. Saya beri ia nama: MalNutrisi.

Di bawah ini adalah episode pertama dari MalNutrisi. Karena ini adalah semacam episode pendahuluan, maka di sini saya menjelaskan mengapa saya menggunakan podcast, dan mengapa saya memberinya nama MalNutrisi. Pembukaan yang singkat namun rasanya cukup bermanfaat untuk disimak. Setelah mendengarkan episode ini, jangan lupa simak juga episode-episode berikutnya, ya! 🙂

wassalaamu’alaikum wr. wb.

2 Comments
  • Hari
    Posted at 16:16h, 28 June Reply

    berarti tulisan spt ini tidak akan ada lagi stad?

    • malakmalakmal
      Posted at 12:10h, 01 July Reply

      Nggak donk, nulis mah tetep. Bahkan itu tetap fokus utama saya, insya Allah.

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.