Alam Minangkabau: Islamisasi dalam Empat Babak
1356
post-template-default,single,single-post,postid-1356,single-format-standard,theme-bridge,bridge-core-2.8.9,woocommerce-no-js,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode_grid_1300,qode_popup_menu_push_text_top,qode-content-sidebar-responsive,columns-4,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-29.1,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,disabled_footer_bottom,wpb-js-composer js-comp-ver-6.7.0,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-1780

Alam Minangkabau: Islamisasi dalam Empat Babak

Alam Minangkabau: Islamisasi dalam Empat Babak

photo6262288868959168591assalaamu’alaikum wr. wb.

Pada tahun 2015, seorang dosen filsafat di Kota Padang menginjak Al-Qur’an saat mengajar. Tidak butuh waktu lama, perbuatannya itu langsung diganjar dengan pemecatan. Hukuman administratif dan sosial yang diterimanya jauh lebih berat ketimbang dosen lainnya di Surabaya yang pada 2006 silam menginjak lafazh Allah.

Jelang Aksi Super Damai 212, dua pesawat dicarter dari Padang untuk mengangkut mereka yang ingin hadir dalam aksi tersebut. Terakhir, ketika wacana ‘Islam Nusantara’ digaungkan ke seluruh penjuru negeri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat menggelar mudzakarah di Padang Panjang yang menghasilkan keputusan bulat untuk menolak konsep tersebut. Penolakan ini dimantapkan lagi dengan Rapat Koordinasi MUI Sumbar di Padang pada bulan Juli 2018 yang memutuskan bahwa ‘Islam Nusantara’ tidaklah dibutuhkan di Ranah Minang.

Islam dan Minangkabau tak mungkin dipisahkan. Jika ada orang Minang yang melepaskan dirinya dari ikatan Islam, maka seketika itu juga ia terlepas dari ikatan adatnya. Pertalian erat ini digambarkan dengan jelas dalam slogan Alam Minangkabau, “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah“. Kesemua contoh di atas menunjukkan bahwa Islamisasi di Alam Minangkabau telah menghasilkan efek yang sangat mengakar kepada masyarakat Minang, baik di darek (darat/kampung halaman) maupun di rantau (perantauan).

Alam Minangkabau: Islamisasi dalam Empat Babak” adalah judul kajian yang saya presentasikan di INSISTS Saturday Forum (INSAF) pada hari Sabtu, 9 Februari 2019. Makalah dengan judul sama (yang juga dibagikan pada saat kajian) bisa diunduh di sini. Dalam makalah ini, saya berusaha menjelaskan jati diri orang Minangkabau dan keterikatannya dengan Islam melalui uraian sejarah yang dibagi ke dalam empat babak penting. Semoga bermanfaat!

wassalaamu’alaikum wr. wb.

1 Comment
  • Yosi Molina
    Posted at 08:25h, 11 June Reply

    Mantab tulisannya da… Barangkali Uda perlu menyempurnakan tahapan ini dg memasukkan proses perjanjian bukik Marapalam yg mematrikan prinsip adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah

Post A Reply to Yosi Molina Cancel Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.